Share It

Jenis-jenis pipa dan alat bantu lainnya

Pipa

Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
1. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)
2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)

Bahan-bahan pipa secara umum :
Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg dapat dibagi secara umum sebagai berikut:
1. Carbon steel
2. Carbon Moly
3. Galvanees
4. Ferro Nikel
5. Stainless Steel
6. PVC (Paralon)
7. Chrom Moly

Sedang bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Vibre Glass
2. Aluminium (Aluminium)
3. Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Cooper (Tembaga)
5. Red Brass (kuningan merah)
6. Nickel cooper = Monel ( timah tembaga)
7. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)

Komponen perpipaan :
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam simbol dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya.
Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi :
1. Pipes (pipa-pipa)
2. Flanges ( flens-flens)
3. Fittings (sambungan)
4. Valves (katup-katup)
5. Boltings (baut-baut)
6. gasket
7. Specials items

Pemilihan bahan :
Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan dan hal ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai berikut
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas

Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu pula diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan lainnya dari aliran serta pipanya.

Macam Sambungan Perpipaan :
Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan
2. Sambungan dengan menggunakan ulir

Selain sambungan seperti diatas terdapat pula penyambungan khusus dengan menggunakan pengeleman (perekatan) serta pengkleman (untuk pipa plsatik dan pipa vibre glass).
Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa dibawah 2″ sajalah yg menggunakan sambungan ulir.

Tipe sambungan cabang:
Tipe sambungan cabang (branch connection)dapat dikelompokkan sbb:
1. Sambungan langsung (stub in)
2. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3. Sambungan dengan menggunakan flanges (flens-flens)

Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan, dengan tidak melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa dengan pipa, misal sambungan antara header dengan cabang yg lain apakah memerlukan alat bantu penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung, hal ini tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan.
Diameter, Ketebalan, Schedule :

Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing Materials).Dimana disitu diterangkan mengenai Diameter, Ketebalan serta schedule pipa. Diameter Luar (Outside Diameter), ditetapkan sama walaupun ketebalan (thickness)berbeda untuk tiap schedule. Diameter dalam (Inside Diameter), ditetapkan berbeda untuk setiap schedule. Diameter Nominal adalah diameter pipa yg dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan (commodity). Ketebalan dan schedule, sangatlah berhubungan, hal ini karena ketebalan pipa tergantung daripada schedule pipa itu sendiri.

Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Schedule 5, 10 , 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2. Schedule standard
3. Schedule Extra strong (XS)
4. Schedule double Extra Strong (XXS)
5. Schedule special

Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat guna :
1. Menahan internal pressure dari aliran
2. Kekuatan dari material itu sendiri (Strength of material)
3. Mengatasi karat
4. Mengatasi kegetasan pipa.

Untuk melihat ukuran diameter, ketebalan, dan schedule dapat dipelajari tabel-tabel
Alat-alat khusus:
Alat-alat khusus dalam bab ini hanya membicarakan mengenai saringan (strainer) dan alat perangkap uap (steam Trap)
Saringan (strainer)
saringan (strainer) gunanya adalah sebagai alat penyaring kotoran baik yg berupa padat, cair atau gas. Alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa guna menyaring kotoran pada aliran sehingga aliaran yg akan diproses atau hasil proses lebih baik mutunya.

Tipe-tipe alat penyaring ini dapat dibagi menjadi :
1. Tipe T. Tipe ini digunakan secara umum untuk memperluas ruang dan meredusir tekanan pada jalur pipa
2. Tipe Y
3. Tipe sementara
4. Tipe datar

Perangkap Uap (steam Trap):
Steam Trap merupakan alat yg digunakan untuk menyingkirkan air dari uap, dimana air ini tidak ada gunaya bahkan akan memberikan hambatan pada aliran uap atau dapat menimbulkan kerugian lainnya. Perangkap uap ini ditempatkan pada tempat terendah dari suatu jalur perpipaan atau dipasang pada kantung pipa yg disebut Drip Leg
Cara Kerja:
1. Steam Trap pada daerah jalur pipa yg terendah dimana disitu dianggap air mungkin  telah menggantungkan pada kantung pipa (Drip Leg)
2. Steam trap ini akan mengosongkan air ke sistem uap yg mempunyai tekanan lebih rendah
3. Sistem perangkap yg tertutup didalam pengosongan air menggunakan katup-katup pada sisi perangkap tersebut.
4. Gunakan saringan seandainya sistem perangkap ini belum menggunakannya. Pasang katup uji untuk pembuangannya selama pengetesan aliran (start up).


VENT dan DRAIN

Vent adalah suatu alat pembuangan gas, udara atau uap air. sedangkan drain adalah suatu alat pembuangan zat cair. Pada sistem pembuangan yg terdapat pada pipa atau equipment, Vent dan Drain dalam cara kerjanya dapat dibagi dua bagian yaitu : bekerja dan tidak bekerja.
Untuk Vent dan Drain yg dikelompokkan bekerja, dimaksudkan bahwa peralatan ini digunakan pada pipa atau equipment dalam keadaan bekerja dalam jangka waktu lama atau terus menerus. Vent dan Drain dikelompokkan tidak bekerja hanya digunakan pada waktu tertentu saja, misalnya pada saat pengetesan, start up atau shut down. Untuk Vent dan Drain pemasangannya haruslah disetujui piping engineering group terlebih dahulu, baik mengenai pemakaiannya maupun penempatannya. Selain itu harus pula diperhatikan pemasangan sumbat pada katupnya seperti plug atau blind flange.
Untuk hal yg khusus yaitu aliran yg mempunyai tingkat bahaya tinggi, penempatannya dan penggunaannya harus benar-benar diperhitungkan serta dikontrol pelaksanaannya.
Cara Penempatan Lokasi Vent dan Drain
Penempatan vent dan drain haruslah benar-benar diperhitungkan sehingga penggunaannya benar-benar efektif serta aman. Jangan sampai pemasangan vent dan drain ini terbalik, akan hal ini akan berakibat fatal, misalnya untuk aliran beracun atau mudah terbakar.
Penempatan vent pada pipa atau equipment diusahakan pada tempat yg paling tinggi karena fungsinya sebagai pembuangan ke udara. Begitu pula pada penempatan drain haruslah pada tempat yg rendah sesuai fungsinya sebagai pembuangan cairan atau pembersihan cairan serta pembuangan kotoran pada jalur pipa atau equipment.
Jenis-Jenis, komponen dan perlengkapan

Jenis-jenis pipa, hose dan cubing pada dasarnya terdiri dari :
1. Spiral welding pipe (pipa las spiral)
2. SMLS pipe (pipa tanpa sambungan)
3. Welded Pipe
4. SAW pipe
5. FBW pipe
6. C & W pipe
7. EFW pipe
8. ERW pipe
9. Lined Pipe
10. Hose
11. Tubing (cubing)
12. Pipe Niple (pipa nipel)

Jenis-jenis flens (flanges) terdiri dari :
1. Blind flange (flens buta)
2. Weld neck flange (flens las di leher)
3. Weld neck orifice flange (flens orifis las di leher)
4. Slip on flange (flange sambungan langsung)
5. So. red flange (flens memperkecil sambungan sock)
6. SW red flange ( flens memperkecil sambungan sock di las)
7. Socket weld flange (flens sambungan sock di las)
8. Threaded flange (flens sambungan ulir)
9. Stub flange ( flens tonggak)
10. ST red flange (flens memperkecil ST)
11. LPA joint flange (flens sambungan LPA)
12. Socket type flange( flange tipe sock)
13. Weld neck red flange (flens memperkecil las dileher)

Jenis-jenis katup :
1. Gate Valve (katup pintu)= Fungsi untuk membuka & menutup sepenuhnya
2. Ball valve (katup bola)= Fungsi untuk membuka & menutup dan mangatur aliran fluida secara lebih cepat
3. Globe valve (katup dunia) = Fungsi untuk mengatur besar kecilnya aliran & tekanan
4. Check Valve (katup cek)= Fungsi untuk mencegah aliran ke satu arah saja
5. Butterfly valve (katup kupu-kupu)= Fungsi untuk membuka & menutup aliran lebih cepat
6. Diaphragma valve (katup diaphragma)= Fungsi untuk membuka & menutup   dengan diaphragma
7. Knife gate valve (katup pintu pisau)
8. Needle valve (katup jarum)
9. Plug valve (katup sumbat)
10. Wafer check valve (katup cek wafer)

Jenis-jenis alat penyambung :
Pada dasarnya alat penyambung ini dikelompokkan dalam dua bagian :

A. Jenis sambungan dengan pengelasan :
1. 45 derajat elbow
2. 90 derajat elbow
3. 180 derajat elbow
4. Concentric reducer (pemerkecil sepusat)
5. Eccentric reducer ( pemerkecil tak sepusat)
6. Tee
7. Cross (silang)
8. Cap (tutup)
9. Red Tee (pemerkecil tee)
10. Swage concentric BSE (sweg sepusat ujung bevel)
11. Swage eccentric (sweg tak sepusat ujung bevel)

B. Jenis sambungan dengan ulir
1. Bushing (paking)
2. Cap (tutup)
3. Coupling
4. Red coupling (kopling pemerkecil)
5. 45 derajat elbow
6. 95 derajat elbow
7. 45 derajat lateral
8. Reducer (pemerkecil)
9. Tee
10. Red Tee
11. Cross (silang)
12. Plug (sumbat)
13. Union
14. Swage concentric (sweg sepusat)
15. Swage eccentric (sweg tak sepusat)

Jenis alat sambungan cubing
1. Male adapter (jantan)
2. Female adapter(betina)
3. Cap (tutup)
4. Male connection
5. Female connection
6. Plug (sumbat)
7. Male bulkhead (jantan kepala banyak)
8. Female bulkhead (betina kepala banyak)
9. 90 derajat union elbow (siku union 90 derajat)
10. Male 90 derajat elbow
11. Female 90 derajat elbow
12. Reducer (pemerkecil)
13. Insert (penyisip)
14. Union(union)
15. Union Tee
16. Red union (union pemerkecil)
17. Union cross

Jenis-jenis alat sambungan cabang berupa olet :
1. Elbowlet (letakan siku)
2. Latrolet (olet lateral)
3. Sweepolet (olet corong)
4. Sockolet (olet sock)
5. Threadolet (olet ulir)
6. weldolet (olet las)

Jenis-jenis perlengkapan khusus :
1. Spectacle blind (kacamata buta satu)
2. Blind and spacer (buta dan penjarak)
3. Line blind (buta jalur)
4. Spacer (penjarak)
5. Expantion joint
6. Hose connection
7. Swivel joint (sambungan swivel)
8. Steam Trap (perangkap uap)
9. Strainer (saringan)
10. Safety shower (pancuran pengaman)
11. Inline mixer (pengaduk dalam)
12. Exhaust head (kepala pembuangan)
13. Instruments

Jenis gasket
1. Ring gasket
2. Oval ring gasket
3. Full face gasket
4. Flat ring gasket
5. Spiral gasket

Jenis bolt
1. Machine bolt (baut mesin)
2. Stud bolt (baut paku)
3. Cap screw (ulir penutup)

SISTEM PERPIPAAN DAN DETAIL
Pada dasarnya sistem pipa dan detail untuk setiap industri atau pengilangan tidaklah jauh berbeda, perbedaan-perbedaan mungkin terjadi hanya pada kondisi khusus atau batasan tertentu yg diminta pada setiap proyek.
Pabrikasi pipa dapat dilakukan pada bengkel-bengkel di lapangan atau pada suatu pembuatan pipa khusus di suatu tempat lalu dikirim kelapangan, baik melalui transportasi laut atau darat, sehingga dilapangan hanya merupakan penyambungan saja. Hal ini menguntungkan dari segi waktu, ongkos kerja dan pekerjaan dilapangan. Pemilihan keputusan untuk pabrikasi pipa di suatu bengkel dilapangan atau di suatu tempat di luar lapangan bahkan dinegara lain, memerlukan perhitungan teknis dan ekonomis secara cermat.

TeknikUH09



Join with us klik here

Membuat Piston 3D with AutoCAD




Ingin tau cara membuat piston ini dengan AutoCAD 3D ????

CLICK HERE


PERALATAN BONGKAR MUAT DAN SISTEM TUTUP PALKA

1.  Pendahuluan
Untuk mendukung operasi bongkar muat barang pada kapal barang maka perlu dilengkapi peralatan bongkar muat (cargo handling). Instalasi cargo handling terdiri dari beberapa peralatan yang saling mendukung. Pada kapal barang, sangat penting untuk menyediakan peralatan bongkar muat karena akan mempercepat proses bongkar muat barang dan akan mengurangi biaya tambat di pelabuhan. Alat angkat yang akan digunakan di kapal direncanakan berdasarkan beban yang akan diangkat guna menentukan SWL alat angkat yang akan direncanakan.
Setiap kapal barang memiliki ruang muat (cargo hold) yang dilengkapi dengan tutup palka. Konstruksi tutup palka ini harus dibuat kedap air untuk melindungi muatan yang ada di ruang muat. Sedangkan bentuk konstruksi tutup palka harus direncanakan dengan tidak membebani geladak dan tidak mengganggu operasi bongkar muat barang.

2.  Peralatan Bongkar Muat (Cargo Handling)
Instalasi cargo handling adalah instalasi memuat dan membongkar muatan dikapal seperti muatan peti kemas, curah atau cair dan muatan yang dikemas dalam unit kecil.
Komponen cargo handling meliputi :
1.    Derrick boom adalah salah satu instalasi cargo handling yang terdiri dari komponen tiang agung (mast), batang muat (boom) yang ujung-ujungnya dilengkapi pralatan yang disebut heel fitting dan head fittng yang digunakan untuk tempat menempelnya batang muat dengan mast dan pada ujung lainnya untuk tempat pemasangan tali span dan tali muat.
Goose neck bracket adalah tempat pemasangan pena yang berhubungan dengan heel fitting.
Topping bracket adalah tempat pemasangan span block yang berhubungan dengan peralatan head fitting dan cargo.
Winch yaitu winch untuk menggulung tali-tali bongkar muat.
Perlengkapan lainnya yang harus dipasang pada saat kegiatan bongkar muat adalah block, tali dan hook.
Tipe derrick boom yang dikenal adalah swinging derrick dimana memiliki boom hanya satu pada setiap lubang palka sedangkan tipe lain union purchase dimana setiap lubang palka terdapat dua boom.




Material batang muat (boom) terbuat dari pipa baja dan panjang boom harus sependek mungkin dengan mempertimbangkan kondisi dibawah ini :
a)    Perbandingan antara jarak goose neck bracket ke topping bracket dengan panjang boom adalah 0,6 - 0,8.
b)   Sudut elevasi pada kondisi tersebut sekitar 250 - 300
c)    Pencapaian ujung boom yang keluar dari sisi lambung kapal pada kondisi sudut elevasi diatas berjarak 3 – 5 meter dari tepi lambung kapal agar muatan yang diangkat atau diturunkan tidak bergesek dengan lambung. Untuk kapal-kapal kecil jarak ini diambil 2,5 meter.
d)   Posisi ekstrim dari ujung boom pada kondisi kerja harus tidak boleh kurang dari 1/3 panjang lubang palka.
e)    Sudut boom pada kondisi kerja terhadap sisi kapal 600.
Jarak goose neck bracket ke geladak utama sekitar 2,6 – 2,8 meter atau sekitar 0,4 - 0,6 meter dari plateform winch.
2.    Deck crane merupakan instalasi bongkar muat dimana peralatan ini dapat melayani dua lubang palka. Peralatan ini mempunyai perbedaan dengan drrick boom yaitu tidak membutuhkan persiapan pemasangan perlengkapan bongkar muat karena perlengkapannya sudah menjadi satu kesatuan. Pengoperasiannya cukup dilakukan oleh seorang operator dan dapat beputar 3600.




3.    Conveyor merupakan peralatan bongkar muat yang banyak dijumpai dipelabuhan sebagai fasilitas bongkar muat jenis muatan curah.
4.    Pompa yang dapat melayani muatan curah kering dan cair misalnya semen curah dan muatan minyak.
5.    Pintu ramp merupakan fasilitas bongkar muat untuk muatan kendaraan yang mengangkut penumpang atau kendaraan yang mengangkut peti kemas
Pengujian Tegangan Yang Diizinkan Pada  Derek
Vektor komponen gaya PB telah diperlihatkan pada table penguraian gaya-gaya bahwa besarnya dapat ditentukan sesuai sudut aB yang telah direncanakan dan nilai L - a/LB yang tetap. Vektor komponen gaya PB  ini merupakan resultan komponen gaya Lb dan H.
Karena adanya head.fitting pada ujung atas Derek, maka vektor gaya PB dapat  didefinisikan  sebagai  hasil resultan komponen gaya H dan Lb terhadap batang Derek.
Berdasarkan buku "Studi Perencanaan Derek Muat Sebuah Kapal Barang"  oleh  Ir.  A.  Mappangara hal.  56  -  58 diberikan :
   PB    =     PBH   +          PBL                                                          (1)
Dimana :
PBH         = Proyeksi H terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi Derek. Gaya PBH ini  bekerja  pada  Blockauge  sebelah  atas.
    =  P  (LB/ (L - a)    -   sin aB
PBL         = Proyeksi Lb terhadap batang Derek dan pada bentuk konstruksi Derek. Gaya PBL ini  bekerja  pada  Blockauge  sebelah bawah.
=  P (Sin aB  +  Z)

Maka dalam perhitungan tegangan yang terjadi pada konstruksi batang Derek besar sudut aB mempengaruhi besar. Momen eksentris adalah momen yang bekerja akibat tidak  simetrisnya  titik-titik tangkap gaya PBH dan PBL.
Momen Inersia batang Derek :
Itiang = (22/7)/64  [  D4 - d4] cm4                               (2)
dimana :
               d      = diameter dalam tiang
                       =    D - (2.s)
Modulus Batang Derek :
Wtiang =     2.I / D            cm3                                      (3)
Luas Penampang Batang :
F = (22/7)l/4  [ D2 - d2 ]        cm2                                 (4)

Gaya Beban Tiap Cm :
q = y.F                          kg/cm                                    (5)
dimana : y = berat jenis baja    kg/cm3
Besar  tegangan  yang  terjadi  pada  konstruksi  batang Derek adalah :
PB = (w .  PB)/F              kg/cm2                                            (6)
ex =  Mex/(2 .W)            kg/cm2                                            (7)
g    =  q.LB2/(8 . W)         kg/cm2                                            (8)
Sehingga tegangan total :
total = PB + ex + g    kg/cm                                                    (9)

3.  Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Konstruksi Alat Angkat
Untuk menentukan besarnya dimensi tiap-tiap bagian konstruksi alat angkat ini, maka terlebih dahulu harus diketahui besar gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap bagian  konstruksi, agar dapat diketahui besarnya tegangan maksimum yang akan terjadi pada bagian-bagian konstruksi alat angkat ini.
Beban kerja maksimum yang direncanakan (P) merupakan dasar untuk menentukan  besarnya gaya-gaya yang bekerja pada tiap-tiap bagian konstruksi. Gaya-gaya tersebut  merupakan hasil distribusi dari beban kerja maksimum yang bekeria. Gaya yang bekerja ada  tiap-tiap baqian konstruksi alat tersebut dapat ditentukan dengan melihat tabel-tabel pada buku  "Germanlscher Lloyd : Regulation f'or The Constructions  and. Examinations  Of Cargo Handling Applliances”

Perencanaan Panjang Derek
Derek merupakan lengan pengangkat yang dapat berputar ke sisi kiri dan kanan lambung kapal. Perhitungan atau penentuan ukuran - ukuran Derek didasarkan pada tegangan akibat dari momen yang ditimbulkan oleh gaya-gaya pada tiang dan momen gaya berat dari derek itu sendiri.
Untuk sementara penentuan ukuran konstruksi batang derek ini belum dapat ditentukan karena terlebih dahulu harus ditentukan tinggi tiang dimana dasar dari penentuan tinggi  tiang ini harus ditentukan nilai L-a/LB yang ideal dengan  sudut aB yang mengijinkan  untuk menahan beban yang akan diangkat oleh konstruksi batang derek. Selanjutnya  dapat ditentukan panjang jangkauan dari batang Derek yang akan digunakan.

4.  Sistem Tutup Palka
Tutup ambang palka harus direncanakan dengan konstruksi yang kuat, kedap air dan melindungi bagian kapal dari hempasan air. Disamping itu system pembukaan dan penutupan palka harus dibuat sedemikian rupa hingga mempunyai kecepatan pembukaan dan penutupan yang tepat karena akan memperpendek waktu tambat kapal di pelabuhan sehingga akan mengurangi biaya pengangkutan barang. Tutup palka harus direncanakan dengan tidak membebani geladak dan tidak mengganggu operasi bongkar muat barang.
Pada garis besamya sistem pembukaan/penutupan palka ditinjau dari cara kerjanya sistem terbagi menjadi 4 sistem:
  1. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang diangkat.
  2. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang didorong dan diatur.
  3. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang dilipat dan sandarkan.
  4. Sistem pembukaan dan penutupan palka yang digulung.
Disamping itu setiap sistem dibagi atas :
a)    Cara membukanya yang dibedakan atas membuka secara menyeluruh atau satu persatu dari bagian ambang palka.
b)   Material dari ambang palka
c)    Tingkat mekanisme pelaksanaan operasi tutup palka dengan manual atau mekanis.

a.   Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang diangkat
Sistem ini terdiri dari balok palka (hatch beam), tutup lubang palka dan tutup kain terpal. Ukuran dari balok palka tergantung dari panjang tumpuan (lebar ambang palka), jarak antara balok palka serta jaraknya dengan ambang palka secara melintang.
Bentuk konstruksi balok palka merupakan suatu balok dengan dua bilah hadap. Pada ambang palka memanjang, balok palka diletakkan sedemikian rupa pada tumpuan balok palka serta dikunci dengan per pengunci yang bentuknya bermacam-macam. Diatas balok palka diletakkan tutup palka yang terbuat dari kayu atau metal. Adapun berat sebuah tutup palka maksimum 50 kg. Panjang tutup lubang palka dari kayu ditentukan oleh jarak antara balok-balok palka atau jarak antara balok palka dengan ambang palka melintang. Tutup lubang palka kayu diangkat dan dipasang pada tempat yang telah ditentukan sehingga perlu untuk memberi tanda atau nomor pada setiap tutup lubang palka supaya tidak terjadi kekeliruan.

Tutup kain terpal
Menurut peraturan klasifikasi pada semua ambang palka pada geladak cuaca dan geladak bangunan atas harus ditutup dengan dua lapis terpal yang diikatkan denmgan ambang palka dengan menggunakan pelat jepit dan pasak palka dari kayu.

b.   Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang didorong dan diatur
Sistem pembukaan/penutupan palka ini dilakukan dengan cara mendorong atau menarik tiap seksi tutup lubang palka tersebut serta mengaturnya pada suatu tempat khusus.
Cara mengatur seksi-seksi tutup lubang palka ini dapat kearah lubang palka melintang (arah memanjang kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah melintang kapal).  Tiap seksi tersebut berputar 900 apabila seksi tertutup lubang palka itu diatur dan tidak digunakan. Salah satu tipe dari sistem ini adalah tutup lubang palka Mac-Gregor jenis Single Pull hatch Cover yang terdiri dari lima buah seksi tutup lubang palka yang dihubungkan satu sama lain dengan rantai atau tali baja ukuran kecil pendek.
Tutup lubang palka dibuka dengan pertolongan motor Derek muat, tali baja yang melalui roll yang ditempatkan di tiang utama serta tali baja tersebut berakhir dihubungkan dengan seksi tutup palka yang terakhir. Setelah tali baja ditarik tiap seksi tutup palka akan mendorong satu sama lain dan mulai menggelincir pada roda dan rel khusus. Pada sisi tiap seksi dipasang tiga buah roda dan roda yang diujung menggelincir pada rel sebelah dalam sedangkan rel yang sebelah luar yang mempunyai kelanjutan dari batas lubang palka.
c.    Sistem Pembukaan dan penutupan palka dilipat dan disandarkan
Pada sistem ini  setiap seksi tutup palka dihubungkan satu sama lain dengan engsel serta seksi tutup palka yang tepi dihubungkan dengan ambang palka atau geladak dengan engsel.
Pada saat membukanya dilipat dan kemudian disandarkan kearah ambang palka melintang (arah memanjang kapal) atau kearah ambang palka memanjang (arah lambung kapal).
Ditinjau dari mekanisme kerja sistem ini dibagi atas :
a)    Sistem dengan menggunakan motor Derek
b) Sistem hidrolik  

d.   Sistem Pembukaan dan penutupan palka yang digulung
Sistem ini membukanya secara menggulung pada tiap-tiap seksi dari tutup palka pada tempat gulungan yang khusus dengan menggunakan motor listrik. Konstruksinya ringan dan sederhana serta tidak memerlukan tempat yang besar apabila tidak terpakai (digulung). Tutup ambang palka ini diperkenalkan pertama kali di Perancis tahun 1955. Sistem ini terdiri dari seksi tutup lubang palka yang berpenampang segi empat dari plat baja.

PERLENGKAPAN KESELAMATAN PELAYARAN


1.  Pendahuluan
Perlengkapan keselamatan pelayaran harus tersedia pada semua tipe kapal dan harus sesuai dengan peraturan SOLAS (Safety Of Life At Sea). Ada dua kelompok yang termasuk dalam sistem perlengkapan keselamatan yaitu : Sistem Keselamatan Jiwa dan Sistem Pemadam Kebakaran.
Sistem keselamatan jiwa bertujuan untuk perlindungan dan pertolongan jiwa sedangkan sistem pemadam kebakaran bertujuan untuk perlindungan dan pertolongan atas bahaya kebakaran dikapal.
Jumlah peralatan keselamatan jiwa di kapal harus memenuhi dari jumlah awak yang ada di kapal tersebut. Terdapat beberapa perlengkapan keselamatan jiwa yang harus dimiliki oleh kapal yang akan dibahas pada bab ini.
Untuk perlindungan terhadap bahaya kebakaran maka dikapal wajib dilengkapi dengan peralatan pemadaman kebakaran terutama pada ruang yang dihuni oleh awak, ruang muat dan kamar mesin.

2.  Sistem Keselamatan Jiwa
Tujuan sistem keselamatan jiwa adalah untuk perlindungan atau pertolongan terhadap jiwa pada keadaan darurat. Sistem keselamatan jiwa perlu memperhatikan lima phase untuk masalah keselamatan ini yaitu :
ü  Pre abandonment merupakan tahap kebutuhan yang meliputi training, pemeliharaan, penyimpanan, pengaturan pada kapal, perlindungan dan perbekalan yang efektif dalam penggunaan komponen sistem keselamatan jiwa.
ü  Abandonment adalah tahap untuk membuka atau melepas tempat penyimpanan dan melepas alat keselamatan, membuka perlengkapan jiwa secara sempurna saat kecelakaan.
ü  Survival adalah tahap untuk penyelamatan sampai merawat orang atau grup orang dilaut.
ü  Detection adalah tahap untuk penentuan lokasi yang tepat untuk orang yang akan ditolong.
ü  Retrieval adalah tahap penyelamatan dan pemindahan orang-orang yang ditolong dengan tepat pada posisi yang aman.
Kombinasi dari perlengkapan keselamatan jiwa yang dirancang pada kapal merupakan kumpulan dari kebutuhan lima phase diatas.

Macam-macam perlengkapan keselamatan jiwa
Perlengkapan keselamatan jiwa dapat dikelompokkan dalam tiga macam yaitu :
a.    Life boat atau life craft atau life float atau sekoci penolong
b.    Buoyant apparatus
c.    Boat handling gear
d.    Signalling apparatus
Secara umum, jumlah sekoci penolong atau life boat harus mempertimbangkan kondisi kapal trim, sehingga sekoci sulit meluncur turun pada sisi yang tinggi sehingga untuk kondisi demikian maka sekoci harus dipasang pada kedua sisi kapal dan masing-masing sekoci dapat menampung semua orang dikapal. Tipe kapal juga menjadi pertimbangan dalam jumlah sekoci. Jumlah sekoci di kapal penumpang harus lebih banyak dibandingkan dengan kapal barang.
Lokasi sekoci penolong harus dipertimbangkan secara baik. Pertimbangan lokasi secara membujur dari  sekoci harus tidak tersembunyi dari haluan kapal dan tidak jauh ke belakang sehingga mendekati daerah kerja propeller saat diturunkan dari kapal. Letak ujung akhir sekoci minimal 1 sampai 1,5 kali dari panjang depan propeller. Secara vertikal harus dipilih lokasi dengan hati-hati agar saat sekoci diturunkan ke laut tidak terganggu dan merusak sekoci.

Klasifikasi perlengkapan keselamatan jiwa :
a.    Life boat  terdiri dari : Oared life boat, Motor life boat dan Life boat dengan propulsi manual atau penggerak mekanis.
Kapasitas life boat : Panjang 12 feet  untuk 6 orang ; Panjang 37 feet untuk 150 orang.  Terbuat dari konstruksi kayu, baja yang digalvanis dan fiber glass reinforced plastic (FRP).
b.    Life craft  terdiri dari : Inflatable life craft dan Solid life craft.
Inflatable life craft dijatuhkan dari atas kapal dalam container dan dikembangkan dengan karbon dioksida dalam tabung dan dikemas dalam fiber glass reinforced plastic. Kapasitasnya : 4, 6, 8, 10, 12, 15, 20 dan 25 orang.
c.    Life float terdiri dari : life buoy, Life jacket dan Life rocket. Beratnya maksimal 400 lb. Terbuat dari bahan balsa wood yang ditutup canvas atau alluminium atau fiber glass reinforced plastic yang diisi dengan unicellular plastic foam.
d.    Boat apparatus yaitu peralatan yang dapat mengapung yang berbentuk box float berbentuk elliptical dan rectangular shape. Kapasitas untuk 6 sampai 30 orang dan beratnya maksimal 400 lb.
e.    Boat handling gear atau launching gear terdiri dari Life boat launching and lifting gear, Life craft launching gear, Buoyant apparatus launching gear dan Embarcation equipment.
f.     Signalling apparatus terdiri dari Signal dan Radio.  Tipe signal meliputi Life buoy light, Life buoy smoke signal, Parachute signal, Signal rocket, Red flare, Floatable smoke signal, Water electric torch, Signalling mirror dan Search light. Sedangkan tipe Radio yaitu Motor boat radio, Portable radio dan Automatic rescue signal transmitter.


Persyaratan life boat sesuai dengan SOLAS :
a.    Kapasitas life boat menurut penggerak dan panjang :
ü  Untuk Oared life boat; L < 7,3 meter maka kapasitasnya < 60 orang
ü  Untuk Motor life boat kapasitasnya < 150 orang
ü  Untuk Mechanical life boat kapasitasnya < 100 orang
b.    Volume life boat adalah
              V = L/12(4A + 2B + 4C)                                           (7.1)
     dimana A, B dan C adalah luas potongan pada ¼ L, ½ L dan ¾ L.
c.    Stabilitas dan freeboard adalah
              2,8 x n x B2 / D x f                                                    (7.2)
     dimana  n = jumlah orang
                 B = lebar life boat
                 D = displacement
                 f = lambung timbul
d.    Life boat harus dilengkapi tangki udara dan diletakkan di bawah tempat duduk
e.    Kekuatan konstruksi harus mampu menerima beban penuh saat berada di atas air tanpa berubah bentuk.

Persyaratan Life buoy :
a.    Harus mampu menahan beban di air tawar seberat 14,5 kg besi salama 24 jam.
b.    Berwarna cerah dan ada tulisan nama kapal.
c.    Diletakkan pada dinding dan kubu-kubu serta dilengkapi tali temali.
d.    Untuk operasi di malam hari harus dilengkapi dengan self igniting water light dan smoke signal yang ditempatkan pada posisi yang mampu dengan cepat di capai dari navigation bridge. Satu dari life buoy pada tiap sisi kapal dilengkapi dengan tali pengaman apung yang diletakkan dekat buritan.
e.    Jumlah life buoy menurut panjang dan tipe kapal :
ü  Kapal penumpang :       L< 60 m           :  8 buah
                                60<L<120 m         : 12 buah
                               120<L<180 m        : 18 buah
                               180<L<240 m        : 24 buah
                                       L>240 m        : 30 buah
ü  Kapal barang :              L<100 m          :   8 buah
                               100<L<150 m        : 10 buah
                               150<L<200 m       : 12 buah
                                       L>200 m       : 14 buah
ü  Kapal ikan :                  L< 45 m          :   4 buah            
                                 45<L< 75 m        :   6 buah
                                        L> 75 m       :   8 buah





Persyaratan Life Jacket :
ü  Harus mampu menahan beban seberat 7,5 kg besi selama 24 jam.
ü  Harus disimpan pada tempat yang mudah dilihat dan lokasi yang mudah di capai
ü  Tersedia untuk setiap orang dikapal
ü  Biasanya disimpan dalam kotak atau lemari dalam masing-masing kabin penumpang dan ABK
ü  Dua buah life jacket cadangan disimpan dalam masinmg-masing life boat.
ü  Jumlah life jacket ditambah 10 % pada kapal penumpang dan direncanakan harus sesuai untuk anak.

Launching Gear
        Launching gear berfungsi untuk meluncurkan life boat atau sekoci penolong maka diperlukan peralatan davit. Perlu untuk mempertimbangkan kekuatan dari davit, sistem penuangan dan perlengkapan embarkasinya karena sekoci penolong diluncurkan oleh davit di air tidak tenang.
Launching gear harus mampu meluncurkan sekoci pada kondisi kapal list 150 pada kedua sisi dan kondisi trim 100.
Berdasarkan sistem penurunan sekoci maka ada tiga tope davit yaitu :
a.    Radial atau turning type : dimana tipe ini lebih tradisional dan sekoci menggantung pada dua buah davit. Untuk penuangannya perlu memutar davit searah jarum jam dan kemudian pada posisi tertentu kedua davit berputar berlawanan arah. Artinya davit yang satu melanjutkan perputarannya dan davit yang lain  berputar berlawanan dari arah semula. Sistem operasi ini agak sulit bila kondisi kapal list sehingga tipe ini hanya sesuai untuk peluncuran sekoci kerja dan waktu pengoperasian cukup lama atau sesuai untuk kapal-kapal yang berlayar di air tenang.
b.    Luffing atau Swing out type atau Mechanical Davit : terdiri dari dua macam yaitu Crescent and Pivot type dan Straight Boom type davit. Davit mampu meluncurkan sekoci dalam waktu 4 menit pada kondisi kapal list 150 baik starboard atau port side. Mechanical davit menurunkan life boat secara manual dengan cranks, kerja ulir, gears atau peralatan mekanik lain.
c.    Gravity type : tipe ini banyak digunakan pada kapal besar karena mudah beroperasi dan mampu bekerja pada kondisi kapal list 200 pada sisi starboard atau port side. Penempatannya tidak perlu dekat dengan tepi geladak utama sehingga lebih hemat dalam penggunaan space. Davit umumnya terdiri dari arm rolling pada trackways atau arms dengan satu atau lebih pivoting links dan dapat dipakai meskipun berat sekoci dan perlengkapannya melebihi 5000 lb. Davit dipasang sekitar panjang sekoci dan winch dihubungkan dengan davit memakai tali baja. Juga dilengkapi dengan tangga naik-turun (embarkation–debarkation) yang diletakkan tepat depan sesudah davit.

Peralatan keselamatan jiwa lainnya adalah
ü  Line throwing appliances dimana harus mampu melempar tali dengan akurasi yang dapat diterima meliputi tidak kurang empat alat pelempar yang masing-masing mampu melempar tali minimal 230 meter pada cuaca tenang. Tali memiliki kekuatan putus tidak kurang dari 2 kN dan dilengkapi dengan manual instruksi atau diagram ilustrasi penggunaaan line throwing appliances.
ü  Pistol-fired rocket adalah suatu integral rocket dengan tali yang di kemas dlam tempat yang tahan air.
ü  General emergency alarm system dimana harus mampu menduga atau sounding isyarat alarm darurat umum yang terdiri dari tujuh atau lebih short blast yang dilanjutkan dengan satu long blast dari sisrine atau peluit, dan penambahan bell yang bekerja dengan listyrik atau sistem peringatan lainnya.

3.  Sistem Pemadam Kebakaran
     Tujuan dari sistem pemadam kebakaran adalah untuk perlindungan atau pertolongan terhadap kebakaran yang terjadi di kapal.
Perlengkapan pemadam kebakaran merupakan persyaratan yang harus terpasang dikapal agar keamanan penumpang, ABK, muatan dan kapalnya sendiri dapat terjamin.
Klasifikasi sistem pemadam kebakaran yaitu :
a.    Sistem pemadam kebakaran dengan water jet yang terdiri dari pompa-pompa pemadam, pipa kebakaran, hydran, pipa selang, nozzle dan coupling.
b.    Sistem pemadam kebakaran dengan smothering gazes yang terdiri dari gas karbon dioksida dan gas inert.
c.    Sistem pemadam kebakaran dengan uap.
d.    Sistem pemadam kebakaran dengan foam.
e.    Sistem pemadam kebakaran dengan air bertekanan
f.     Sistem pemadam kebakaran yang portable berupa liquid, foam, karbon dioksida dan powder yang dikemas dalam tabung. Tipe pemadam ini dipilih berdasarkan divisi kebakaran biasa, minyak atau listrik.
g.    Peralatan pemadam kebakaran lainnya terdiri dari alat pernafasan, lampu pengaman, helmet, tali, tangga, ember, pasir dan kapak.
h.    Sistem deteksi kebakaran berupa electrical thermostat system, aip pipe system, snoke pipe system dan manual operation fire alaram system.
i.     Inflammable gas detector.

Alat-alat pemadam kebakaran yang berukuran kecil jenis “portable extinguishers” memiliki syarat syarat sebagai berikut :
1.    Isi tabung antara 9 sampai 13,5 liter dengan warna tabung harus merah.
2.    Dicoba dan diperiksa secara berkala
3.    Ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau.


Beberapa ketentuan sebuah portable extinguisher antara lain :
1.    Larutannya tidak boleh mengendap atau menjadi kristal atau tidak boleh membeku.
2.    Tidak boleh merusak tabung dan alat-alat lain
3.    Harus diserta petunjuk cara pemakaian
4.    Isinya harus mudah diperoleh dengan harga murah
5.    Botol harus tahan tekanan minmal 20 kg/m2

Pemadam Kebakaran dengan Air
Alat pemadam yang sering tersedia dengan mudah dikapal adalah air karena mudah diperoleh dalam jumlah yang tak terbatas. Air adalah alat pemadam yang baik karena akan mendinginkan barang-barang dibawah suhu panas sehingga akan melindungi barang lain yang belum terbakar.

Dalam beberapa hal, penggunaan air untuk pemadam kebakaran tidak diperkenankan yaitu :
1.    Apabila dengan adanya air dapat menyebabkan suhu yang sangat tinggi atau menimbulkan gas-gas yang ledak misalnya acetelin, Na, Ca, K dan kebakaran batu bara.
2.    Apabila adanya air menyebabkan menjalarnya kebakaran pada benda itu misalnya kebakaran minyak.
3.    Apabila persenyawaan yang akan menimbulkan ledakan
4.    Apabila massa air akan membahayakan stabilitas kapal.
Syarat-syarat untuk pompa dan pipa kebakaran :
1.    Setiap pompa harus dapat memancarkan air yang kuat dengan jarak jangkau minimal 12 meter.
2.    Keran-keran (hydrant) harus ditempatkan dengan jarak masing-masing maksimal 25 meter.
3.    Keran-keran, alat penutup, kotak-kotak, selang air dan lainnya harus berwarna merah.
4.    Diameter bagian dalam selang kebakaran (fire hoses) sebesar 12 inch dengan panjang 60 feet. Selang kebakaran ini harus dilengkapi corong pemancar (hose nozzle) yang dapat mengatur kecepatan air dengan diameter ½ inch; 5/8 inch; ¾ inch.
5.    Setiap fire hoses harus dapat dipasang sewaktu pompa-pompa kebakaran sedang bekerja.

Fire Hoses (selang kebakaran)
Selang kebakaran dikapal terbuat dari terpal yang dianyam sacara tanpa sambungan dan ada yang terbuat karet. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu :
Keuntungan selang dari terpal adalah :
1.    Sedikit kemungkinan untuk ikut terbakar karena selang dapat tembus air
2.    Tidak banyak membutuhkan tempat penyimpanan
3.    Ringan dan mudah pemakaiannya.

Kerugian selang dari terpal adalah :
1.    Tidak kuat bila dibandingkan selang karet
2.    Setelah dipakai harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan
3.    Perlu dijemur secara periodic karena dapat rusak oleh udara lembab
Sedangkan keuntungan dari selang karet adalah :
1.    Lebih kuat
2.    Tidak terpengaruh udara basah sehingga tidak perlu dikeringkan sebelum disimpan sesudah dipakai
Kerugian dari selang karet adalah :
1.    Makan banyak tempat
2.    Lebih berat.

Hose Nozzles
Hose nozzle dapat diatur sebagai pancaran atau pancaran siram. Dengan memutar kepala dari corong ini maka pancaran air akan meluas sebagai pancaran siram seperti payung air. Dengan memutar terus maka paying air itu akan lebih halus dan bila diputar terus akhirnya akan tertutup.
Keuntungan dari paying air adalah dapat menghilangkan asap sehingga si pemadam dapat lebih dekat dengan sumber api dan merupakan pelindung yang baik dari panasnya air.

Sistem Sprinkler
Alat ini termasuk pemadam kebakaran dengan iar pada kapal penumpang yang dipasang pada kamar-kamar tidur, ruang makan dan tempat-tempat dimana kebakaran dapat menjalar seperti gang-gang, ruangan lift, dapur dan tempat yang mudah terbakar.
Prinsip kerjanya adalah sprinkler head atau lubang penyemprot dari sprinkler ditutup oleh sebuah cincin Teflon yang didalamnya terdapat sebuah bola dari kwarsa yang berisi cairan yang cepat memuai. Bola kwarsa ini akan meletus kerana pemuaian dari cairan didalamnya pada suhu 700 C. Cincin packing yang oleh bola ditahan oleh lubang pipa, akan terlepas sehingga air akan menyemprot karena adanya tekanan. Sprinkler dipasang pada jarak yang sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kebakaran seluruh ruangan akan tersiram air.
Keuntungan sistem sprinkler adalah :
1.    Kebakaran setempat dapat dipadamkan secara otomatis sebelum api menjalar
2.    Air yang dibutuhkan untuk pemadaman lebih sedikit
3.    Kerusakan yang ditimbulkan oleh air kecil.
4.    Dilengkapi dengan tanda bahaya kebakaran (alarm signal) dengan nyala lampu yang menunjukan lokasi kebakaran secara otomatis.












Alat pemadam kebakaran lainnya adalah menggunakan Busa, dimana busa akan menutupi barang yang terbakar sehingga aliran udara terputus. Diperlukan busa yang cukup tebal dan kenyal agar dapat menahan gas-gas yang timbul karena pemanasan.
Sedangkan bubuk sebagai alat pemadam kebakaran tidak hanya digunakan untuk kebakaran kecil tetapi juga untuk kebakaran yang besar. Asam arang digunakan untuk penekan pada extinguishernya untuk mengeluarkan bubuk.
Keuntungan dari pemadam bubuk adalah :
1.    Dapat digunakan untuk kebakaran cairan atau gas
2.    Tidak berbahaya bagi kebakaran listrik dan membahayakan si pemakai
3.    Tidak menimbulkan kerusakan pada barang sekitarnya
4.    Kapasitas pemadamnya 3 - 4 kali lebih besar dari busa.

Pemadaman kebakaran dengan menutup aliran udara dilakukan dengan menghilangkan zat asam yang menyebabkan kebakaran. Udara yang bersih mengandung 21% zat asam dan 79% zat lemas. Apabila terjadi kebakaran disuatu ruangan sedemikian hingga zat asam tadi habis terpakai untuk pembakaran, maka akhirnya api akan padam dengan sendirinya.

Your Comment